Rawan Cidera seorang pemain lincah dalam Sepakbola
Sudah bukan rahasia umum jika kemampuan pemain sepakbola yang diatas rata – rata pasti menjadi idola semua pihak.
Terlebih lagi jika sekaligus memiliki perawakan yang cukup menawan, pasti menjadi idola semua kaum hawa.
Namun sejatinya seorang pemain bola selalu bergelut dengan kondisi permainan yang selalu dituntut untuk menjadi pemain sempurna yang bisa segalanya, baik itu di dalam lapangan ataupun di luar lapangan.
Namun bagaimana jadinya jika seorang idola sepakbola mendadak mengalami cidera atau menepi dari dunia sepakbola.
Mungkin secara otomatis pesona seorang pemain seakan – akan menghilang dari radar para jurnalis yang selalu mencari bahan untuk topik hangat dari para pemain sepakbola.
Jika kembali ke lapangan sepakbola, seorang pemain lincah yang memiliki kemampuran menggiring bola yang baik.
Serta kecepatan berlari yang super cepat selalu menjadi idaman semua pelatih.
Karena dengan kemampuan yang dimiliki, otomatis seorang pemain bola pasti menjadi ujung tombak pilihan yang mampu memecahkan kebuntuan ataupun konsentrasi lawan.
Sehingga tembok pertahanan yang di kawal oleh pemain bertahan seketika terobrak abrik dan tidak mampu untuk menghalangi pergerakan pemain yang lincah.
Tetapi jika pemain lincah dengan kemampuan segudang tersebut bertemu dengan seorang pemain bertahan.
Yang memiliki gaya bermain yang keras dan suka melakukan tekel tekel keras dan adu badan.
Maka otomatis sehebat apapun pemain tersebut pasti akan mengalami yang Namanya cidera.
Terlepas dari kehebatan pemain terlincah yang dimiliki sebuah tim, terdapat sebuah ke khawatiran seorang pelatih.
Ini menandakan bahwa selincah dan secepat apapun seorang pemain sepakbola selalu memiliki sisi kelemahan. Yang selalu di khawatirkan oleh seorang pelatih.
Rawan Cidera seorang pemain lincah dalam Sepakbola bukanlah sebuah rahasia umum.
Karena hal ini sudah diketahui oleh seorang pelatih dan sangat memahami bagaimana untuk membuat seorang pemain lincah ini tetap bugar.
Namun terkadang sebuah latihan fisik yang terlalu memaksakan terkadang membuat seorang pemain menjadi rentan akan cidera.
Dengan memahami hal ini, maka pola latihan untuk menunjang seorang pemain juga wajib dilakukan untuk memenuhi harapan.
Bahwa sang pemain yang special ini mampu untuk menunjukkan performa yang gemilang dan mencetak gol sebanyak mungkin.
Si Kaki Kaca, adalah sebuah julukan untuk pemain Bintang yang selalu rentan akan cidera.
Ini selalu terlihat dikala sebuah tim yang di dukung oleh pemain Bintang yang sejatinya selalu masuk ruang penyembuhan.
Layaknya bayi yang manja, jika terkena tekel keras langsung merasakan cidera.
Sebutan ini hanyalah istilah yang selalu tergambarkan oleh para jurnalis dan wartawan yang selalu menyebut pemain rawan cidera ini sebagai pemain dengan Sepatu kaca.
Latihan berat di masa muda dan memaksakan bermain di kala cidera adalah sebuah pemaksaan fisik yang bisa berakibat fatal pada perkembangan fisik pesepakbola muda.
Dimana usia yang sedang berkembang membutuhkan sebuah dukungan nutrisi dan pola latihan yang tidak terlalu berat.
Namun mampu untuk mengembangkan fisik menjadi bugar dan siap untuk bertanding di setiap laga.
Hal – hal seperti ini terkadang terlewatkan dan tidak dihiraukan oleh para pelatih yang rela mengorbankan fisik pemain terbaik demi hasil yang memuaskan.
Resiko terberat tentunya sudah diketahui oleh seorang pemain sepakbola yang pasti akan mengalami masa – masa tersulit dalam dunia sepakbola.
Namun semua resiko sepertinya terbayarkan di kala tim yang di bela berhasil memenangkan kejuaraan sepakbola dan diikuti oleh penghargaan individu.
Ini merupakan pengorbanan yang terbayarkan dengan indah.
Terima Kasih.
BACA JUGA :
